Silang Hati

Senin, 31 Desember 2012

Bagaimana caraku menatapmu, memandangmu lurus-lurus tanpa rasa bersalah? Karena setiap kali aku berhadap-hadapan denganmu, berusaha bereaksi atas senyuman tulusmu, aku seketika menundukkan kepala. Saat melihatmu, aku melihat dirinya. Cinta memang bukan sesuatu yang bisa dipermainkan, dan sayangnya, aku baru menyadari ketika benar-benar terperosok ke dalamnya. Seperti pasir isap, sulit bagiku untuk keluar dari segitiga ini. Ada tiga sisi di cinta ini, ada tiga perasaan yang tengah dipertaruhkan. Tak seharusnya ini terjadi, aku tahu itu. Tapi, kau dan dia bagaikan air dan udara—bagaimana bisa aku memilih hidup dengan salah satunya saja?

Cinta tanpa warna

Cinta itu mengagumkan. Memberikan warna pada kehidupan, membangunkan semangat dalam diri manusia, dan melahirkan sejuta cerita bagi mereka yang merasakannya. Begitu pun cinta yang dirasakan Dinda dan Reyhan. Seperti halnya pasangan lain, Dinda dan Reyhan mengawali cinta mereka dengan berpacaran. Bagi Dinda, Reyhan adalah sosok lelaki yang unik. Meski terbilang cuek, di mata Dinda sosok Reyhan yang seperti itulah yang menjadikannya berbeda. Keseriusan hubungan mereka tak perlu dipertanyakan lagi. Status pacaran yang dijalani selama empat tahun lamanya, kini berubah menjadi ikatan pernikahan. Bahagia, itulah yang mereka rasakan. Tak jarang, riak-riak kecil menjadi pemanis di awal pernikahan mereka. Sayangnya, cerita cinta itu tak selama indah dan berwarna cerah. Kini, mereka dihadapi pada persoalan yang cukup rumit. Belum hadirnya seorang anak dan keegoisan di antara mereka seolah membuat buram segalanya. Mereka menjadi dua sosok yang berjauhan, namun saling merindukan. Masa-masa indah yang dulu mereka rasakan, kini hanya menjadi kenangan dan teman di saat kesepian melanda. Kini, cerita cinta mereka seakan tak berwarna. Menghapus segala bahagia dan menggantinya dengan kehampaan. Cinta Tanpa Warna karya Kartika Sari merupakan sebuah novel yang menceritakan tentang dua insan yang mencoba mempertahankan cinta yang mereka miliki. Novel terbitan Lingua Kata ini menyadarkan kita tentang kekuatan cinta dan keteguhan hati. Ketika perasaan kita terhadap pasangan kian memudar, cinta dengan segala kekuatannya mampu mengembalikan segalanya. Menyatukan kembali sesuatu yang telah renggang dan mewarnai lagi sesuatu yang telah pudar. Mengharukan dan menyentuh perasaan. Selamat membaca!

Habibie & Ainun

Sabtu, 29 Desember 2012

Film yang berjudul “Habibie & Ainun” diangkat dari buku biografi yang ditulis oleh mantan Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie). Sebagaimana kita tahu bahwa BJ Habibie memiliki cinta yang luar biasa terhadap istrinya. Kesetian beliau terhadap istrinya Almarhum ibu Hasri Ainun Besari (Ainun) patut untuk diteladani oleh siapapun. Film yang disutradarai oleh Faozan Rizal.

Habibie & Ainun (2012) Pemeran Reza Rahadian Bunga Citra Lestari Tio Pakusadewo Ratna Riantiarno Mike Lucock Vita Mariana Sinopsis Ini adalah kisah tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan hatimu. Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang Presiden ketiga Indonesia dan ibu negara. Kisah tentang Habibie dan Ainun. Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya. Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman. Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu. Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Kemudian pada satu titik, dua belahan jiwa ini tersadar. Apakah cinta mereka akan bisa terus abadi?

you are my hero "mom"

Sabtu, 22 Desember 2012

Bila ada pepatah “Surga di telapak kaki Ibu”, mungkin itu adalah gambaran yang paling mulia untuk setiap pengorbanan yang telah beliau lakukan untuk anak- anaknya. Pengorbanannya untuk kita sungguhlah luar biasa. Bahkan sebesar apapun pengorbanan yang kita lakukan untuk beliau, itu tidak ada bandingannya dengan pengorbanan seorang ibu kepada anaknya.Tak hanya sebagai sosok yang lembut tetapi Ibu adalah tempat kita bersandar di saat kita lagi terpuruk dalam menjalani hidup ini. Di mataku Ibu adalah seorang pahlawan untuk hidup ku,karena beliau telah mengorbankan nyawanya untuk melahirkanku ke dunia. Ibu lah orang yang mengajariku bagaimana cara berjalan, berbicara, dan sampai aku bisa seperti ini. Terkadang aku melihat seberkas harapan dari matanya, aku melihat Ibu menggambarkan sebuah harapan. “nak, jadilah orang yang bisa berguna untuk orang lain dan dirimu sendiri, buatlah Ibu menjadi bangga karenamu nak, tapi saat ini Ibu sudah bangga melihatmu seperti ini.” Tapi kata bangga yang telah dikatakan Ibu belum cukup bagiku, karena aku belum bisa membahagiakannya. Aku akan merasa bangga dengan diriku sendiri jika aku bisa membahagiakannya. Setiap do’a selalu ku panjatkan kepada Tuhan. “Tuhan, berikanlah kedua orang tuaku kesehatan agar mereka bisa tersenyum bangga melihatku, karena aku bisa meraih impianku.” Suatu saat aku pernah merasakan bisikan dari Ibu dengan suara lembut yang berpesan. “nak, jangan kau sia-siakan hidupmu hanya untuk bersenang-senang, kejarlah semua impianmu sampai kamu bisa merasa bangga dengan apa yang kamu impikan. Ibu hanya bisa mendo’akanmu, nak.” Itulah pesan Ibu yang tak pernah lupa, semua Ibu pasti bangga dan bahagia melihat anak-anaknya sukses. Aku pernah berjanji kepada diriku sendiri. “Aku pasti bisa membuat kedua orang tuaku bangga melihat kuseksesanku” Aku juga selalu berdo’a kepada Tuhan. “Tuhan, semoga aku bisa menepati janjiku, aku ingin tahun depan aku bisa membuktikan, mengatakan dan memberikan kado terindah untuk kepada orang tuaku yaitu “ayah,ibu aku LULUS dengan nilai yang bagus, ayah, ibu aku diterima lewat PMDK oleh PTN yang aku inginkan””

The Secret Life of Bees

Minggu, 16 Desember 2012

Kamu harus menemukan seorang ibu di dalam dirimu. Bahkan, kita semua sebaiknya melakukan hal itu. Sekalipun kita memiliki seorang ibu, kita tetap harus menemukan bagian ini di dalam diri kita sendiri. Berlatar di Carolina Selatan pada musim panas tahun 1964, saat Undang-Undang Hak Sipil dan kerusuhan rasial tengah ramai dibicarakan. Di sebuah perkebunan persik, Lily Owens, gadis empat belas tahun, menghabiskan seluruh hidupnya untuk menghadapi ayah yang kejam dan pemarah sekaligus merindukan ibunya yang meninggal secara misterius ketika ia masih berusia empat tahun. Setelah berhasil meloloskan Rosaleen—pengasuh kulit hitamnya yang dipukuli para rasialis ketika hendak pergi ke kota menggunakan hak suaranya—dari rumah sakit, Lily memutuskan kabur. Ia membawa lari Rosaleen ke Tiburon, nama kota di Carolina Selatan yang tertera di balik gambar Maria berkulit hitam milik mendiang ibunya. Di kota yang menyimpan masa lalu ibunya inilah Lily bertemu tiga orang kakak-beradik eksentrik pemilik peternakan lebah. Kehidupan baru Lily pun dimulai. Ia tak hanya menemukan rumah yang hangat dan cinta yang tulus, tetapi juga kekuatan untuk berdamai dengan diri sendiri. Tak hanya itu, di sini pula Lily menemukan para ibu. Para perempuan yang tak melahirkannya, tetapi mengajarkan kepadanya bahwa ibu ada di diri setiap orang. The Secret Life of Bees adalah sebuah novel pertama yang ditulis Sue Monk Kidd pada 2002. Novel yang menjadi New York Times bestseller ini menuai banyak pujian dan menjadi nomine untuk Penghargaan Broadband Orange kategori Fiksi. The Secret Life of Bees telah diadaptasi menjadi sebuah film.

Surat Seorang Kakek kepada Sang Cucu

Rabu, 12 Desember 2012

Itulah yang ingin ditunjukkan seorang kakek kepada cucunya. Seperti halnya kakek lain di dunia ini, Daniel Gottlieb begitu bahagia menyambut kelahiran Sam, cucu satu-satunya. “Hidupku berubah pada hari kau dilahirkan,” katanya dalam surat pertama Daniel kepada Sam. Rasa bahagia, cinta, haru, dan bangga berbaur menjadi satu dalam diri Daniel meski ia hanya bisa melihat, memerhatikan, dan mengajak Sam bermain melalui kursi rodanya. Namun, semua itu tidak menyurutkan angan dan cita-cita Daniel untuk menjadi kakek terbaik yang dimiliki Sam. Perhatian Daniel terhadap Sam tidak sebatas pada hal-hal kecil, tetapi juga hal-hal detail dalam perkembangan Sam. Hingga suatu saat, Daniel melihat ada yang tidak beres dengan Sam.

Hasilnya: Sam dinyatakan memiliki gangguan perkembangan pervasif (Pervasive Development Disorder/PDD)—yang menempatkannya dalam lingkup autisme. Ya, kesempurnaan Sam, sedikit tergores dengan adanya gangguan ini. Kekhawatiran pastinya menghinggapi pikiran orangtua dan kakek Sam. Namun, jangan pernah ada kata menyerah ketika kita harus menjadi berbeda. Begitu pun dengan Daniel yang tidak ingin kehilangan momen untuk turut membesarkan Sam. Tentunya, dengan cara yang berbeda juga. Melalui surat, Daniel mengajarkan Sam akan kehidupan. Semua tentang cinta, kehilangan, pengorbanan, luka hati, kematian, dan anugerah hidup tertulis lengkap penuh kasih. Daniel menunjukkan kepada Sam tentang bagaimana menjalankan kehidupan dari sisi yang berbeda. Melalui surat-suratnya itu, Daniel mengungkapkan bagaimana menghadapi ketakutan, merajut impian, dan mengambil hikmah dalam setiap rencana Tuhan. Mengharukan, menyentuh, dan menginspirasi! Letters to Sam merupakan buku terjemahan GagasMedia yang penuh akan pelajaran hidup dan semangat seseorang yang terpaksa menjadi ‘berbeda’. Penuh cinta dan kasih sayang seorang kakek terhadap cucunya. Kisah mengangumkan yang ditujukan bagi semua orang di dunia tentang menjadi manusia.

Kau, Cinta Pertamaku!

cinta pada pandangan pertama memang bisa terjadi kapan dan di mana saja. Bahkan, kebanyakan dari mereka yang mengalaminya tidak menyadari bahwa itu adalah cinta pada pandangan pertama. Itulah yang Viola rasakan. Selama ini, Viola terlalu sibuk memikirkan karier yang baru dirintisnya sebagai seorang reporter. Semua hal yang berkaitan dengan dunia percintaan seolah terlupakan begitu saja. Sebagai seorang anak muda yang baru saja merasakan dunia kerja, semangat Viola memang sangat tinggi. Keinginannya untuk meraih sukses di bidang jurnalistik sangat menjadi fokus utamanya. Apalagi jika mengingat bahwa ia memiliki atasan yang menyebalkan. Semua itu makin mengobarkan semangatnya. Ke mana pun ditugaskan, Viola pantang menyerah. Meski terkadang, apa yang ditugaskan atasannya itu tidak masuk akal. Namun siapa sangka, melalui penugasan yang menyebalkan itulah Viola bertemu dengan Igo, seorang pilot pesawat tempur. Igo, lelaki tampan yang membuat jantungnya berdebar ini adalah orang pertama yang mampu memikat hati Viola. Meski terkesan cuek, ngeselin, dan nggak jelas, nyatanya Igo-lah orang pertama yang menanggapi cerita-cerita Viola tentang kesukaannya, yaitu awan. Tanpa sadar, Viola mulai merasaka ada sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Kini, Viola sering sekali membayangkan tentang Igo. Dan semua itu kian menjadi setelah Igo menghilang. Inikah yang disebut cinta, cinta pada pandangan pertama? Sederhana, romantis, dan menghibur. Itulah cerita yang ditulis Sylvia L’Namira melalui novel Kau yang diterbitkan oleh GagasMedia. Novel ini tidak hanya sekadar cerita tentang cinta pada pandangan pertama. Lebih dari itu, novel ini mengisahkan tentang keyakinan, kepercayaan, dan usaha seseorang untuk meraih kembali cintanya yang sempat hilang. Kau karya Sylvia ini merupakan Juara Kedua 100% Roman Asli Indonesia yang diadakan oleh GagasMedia beberapa waktu lalu.